Kedua, dengan cara mengendalikan faktor-faktor resiko secara optimal. Yang ketiga adalah dengan melakukan pemeriksaan medis secara rutin dan berkala.
Selain itu, kita harus mengenali tanda-tanda awal dari stroke.
Ada juga beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk menghindari stroke yaitu dengan cara seperti di bawah ini
- Diet Rendah Kolesterol
Bedanya stroke terjadi pada pembuluh arteri di otak, sedangkan jantung koroner terdapat dalam pembuluh arteri koroner, yaitu pembuluh nadi yang memberikan zat gizi dan oksigen pada otot jantung.
Stroke lebih sering terjadi pada pasien penderita hipertensi, sedangkan faktor utama terjadinya penyakit jantung koroner adalah kadar kolesterol yang tinggi atau dalam dunia medis dikenal dengan nama dislipidemia.
Makanan hewani yang berdampak buruk pada pembuluh darah adalah yang kaya akan kolesterol. Konsumsi hidrat arang yang sederhana atau gula, lemak jenuh, garam, dan cairan akan menentukan keketalan darah.
Serat makanan, khususnya jenis larut berdampak positif bagi kesehatan. Faktor makanan merupakan salah satu di antara tiga hal lain yang perlu diperhatikan dalam upaya mencegah gangguan pembuluh arteri.
Hal yang penting lainnya adalah olahraga, termasuk aktivitas fisik harian yang harus dilakukan secara tepat dan teratur, serta mengolah stres dengan benar. Ketiga hal tersebut harus dilakukan sejak dini untuk menghindari terjadinya stroke akibat dari gangguan pada pembuluh darah.
Kebiasan buruk seperti merokok juga dapat memicu terjadinya stroke maupun jantung koroner pada usia muda. Padahal serangan yang diikuti dengan kematian pada jaringan otak maupun otot jantung, umumnya menimbulkan cacat, dan berpotensi menyebabkan kematian meski sudah ditangani dengan baik.
Diet untuk mengurangi kadar kolesterol jahat dan meningkatkan kadar kolesterol baik disebut diet rendah kolesterol lemak terbatas. Dikatakan rendah kolesterol karena asupan kolesterol sebaiknya tidak lebih dari 300 mg per hari.
Sebenarnya, kolesterol merupakan jenis lemak yang diperlukan tubuh untuk proses pembuatan hormon anabolik seperti hormon steroid, vitamin D dan getah empedu. Namun bagi orang-orang yang metabolisme kolesterolnya sudah terganggu, asupan kolesterol yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
Oleh karena itu, seseorang yang kadar kolesterolnya tinggi harus menghindari makanan yang kaya kolesterol seperti jeroan, otak, daging berlemak, lemak atau minyak hewani serta kuning telur. Disamping menghindari makanan kaya kolesterol, untuk menghindari stroke kita juga harus membatasi konsumsi lemak atau minyak, khususnya jenis lemak jenuh.
Di dalam organ hati, lemak jenuh dapat menjadi bahan baku pembuatan kolesterol dalam tubuh. Semua lemak hewani merupakan lemak jenuh kecuali lemak pada hewan berdarah dingin seperti ikan.
Sedangkan minyak nabati merupakan minyak tak jenuh, kecuali santan, minyak kelapa dan kelapa sawit. Minyak nabati tidak mengandung kolesterol karena kolesterol merupakan ciri pada hewan dan manusia. Namun, tanaman mengandung jenis sterol lain, yaitu fitosterolyang justru dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Faktor lain yang juga perlu untuk diperhatikan dalam diet rendah kolesterol adalah meningkatkan asupan serat makanan hingga sekitar 35 gram / hari.
Serat makanan dapat mengendalikan penyerapan lemak atau minyak dan hidrat arang sederhana. Contoh makanan yang mengandung banyak serat, seperti havermut, agar-agar, cincau, rumput laut; buah-buahan meliputi melon, hamiqua, timun suri serta sayuran seperti labu siam, terong serta gambas.
Kolesterol yang dikeluarkan dari hati dalam bentuk getah empedu atau ester kolesterol harus dihambat penyerapannya oleh serat solubel di dalam usus.
Bila tidak, jenis kolesterol tersebut akan menaikkan kadar kolesterol darah sekalipun anda sudah menjalani diet yang ketat untuk menghindari stroke. Konsumsi biji-bijian, kacang-kacangan serta kecambah yang mengandung vitamin E serta mengkonsumsi bawang putih yang kaya akan selenium sangat penting untuk mencegah kolesterol di dalam darah tidak teroksidasi.
Kolesterol yang teroksidasi sulit untuk ditangkap oleh sel-sel makrofag sehingga kadar kolesterol dalam darah akan meningkat. Penggunaan suplemen vitamin E, selenium, dan asam lemak omega-3 dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.
- Mengendalikan Asupan Gula dan Garam
Jenis makanan yang harus dibatasi dalam upaya menghindari stroke adalah gula dan garam.
Konsumsi gula yang berlebihan setiap hari akan meningkatkan kadar trigliserida darah, yaitu jenis lemak lain, disamping itu juga meningkatkan resiko terserang penyakit gula atau diabetes.
Trigliserida yang berlebihan akan meningkatkan kadar kolesterol serta menambah beban kerja kelenjar ludah perut.
Keadaan seperti ini bisa mengakibatkan peradangan pada pankreas atau pankreatitis yang sangat serius. Sebagai pengganti konsumsi gula yang berlebihan, anda dapat mengkonsumsi hidrat arang kompleks dalam bentuk utuh seperti jagung maupun umbi-umbian.
Jenis makanan seperti ini memang tidak menyegarkan tubuh dengan segera namun tubuh juga tidak harus bekerja secara terputus-putus. Konsumsi gula harus memperhatikan waktu, keperluan dan jumlahnya.
Selain gula, untuk menghindari stroke kita juga harus membatasi garam. Natrium yang merupakan bagian dari garam dapur (natrium klorida) tubuh juga memperoleh garam dari bahan penyedap rasa (sodium glutamat), soda (sodium bikarbonat), pengawet (sodium benzoat) serta sodium sulfit yang digunakan dalam pembuatan sosis. Kadar natrium yang tinggi dalam darah akan mempengaruhi kekentalan darah yang nantinya akan menaikkan tekanan darah.
- Hindari Obesitas
- Hindari Rokok, Alkohol serta Obat Terlarang
Selain itu, untuk menghindari stroke sebaiknya jauhi minuman beralkohol. Semakin banyak konsumsi minuman beralkohol maka kemungkinan stroke jenis hemoragik akan semakin tinggi.
Alkohol dapat menaikkan tekanan darah, memperlemah jantung, mengentalkan darah serta menyebabkan kejang arteri. Hindari pemakaian narkoba seperti heroin, kokain serta amfetamin, karena pengguna narkoba memiliki resiko stroke beberapa kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan pengguna narkoba.
- Melakukan Olahraga maupun Aktivitas Fisik
- Hindari Stres
Ada sekitar 20% kasus stroke yang disebabkan oleh stres, selain itu stres juga menyebabkan penyakit hipertensi. Stres yang tidak terkendali dapat memicu naiknya tekanan darah dan beresiko terkena serangan jantung. Stres juga dapat menaikkan kadar kolesterol dalam darah. Kondisi seperti inilah yang dapat membuat pembuluh darah menjadi tersumbat sehingga penderitanya rentan terserang stroke.
Salah satu cara untuk mengolah stres adalah dengan menjalani metode relaksasi atau merawat tubuh. Anda dapat berendam di air hangat untuk mengendurkan otot-otot yang kaku serta melakukan pijatan untuk memperlancar aliran darah. Selain itu, olahraga juga dapat membuat kita terhindar dari stres.
Biasakan untuk melakukan olahraga ringan seperti jogging, jalan kaki maupun aerobik secara rutin setiap hari. Dengan berolahraga tubuh menjadi lebih bugar dan pikiran menjadi lebih fokus sehingga segala beban hidup dapat dihadapi dengan baik.
- Mengendalikan Tekanan Darah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar