Gaya hidup sehat serta aktif untuk bergerak, telah lama dipercaya dapat mengindarkan seseorang dari penyakit yang berkaitan dengan obesitas, bahkan dapat mempertajam daya ingat.
Namun ternyata, manfaat dari gaya hidup sehat yang aktif tidak hanya itu saja. Sebab, orang yang sehat ternyata juga memiliki rentang perhatian yang lebih panjang jika dibandingkan dengan orang yang memiliki gaya hidup yang menetap, atau monoton.
Rentang perhatian atau attention span merupakan suatu periode dimana seorang individu dapat memfokuskan perhatiannya dalam satu hal tanpa disertai dengan adanya suatu gangguan apapun.
Tim peneliti dari University of Granada, Spanyol, secara khusus telah menemukan bahwa aktivitas fisik seperti olahraga berat ataupun lari dapat meningkatkan fungsi dari sistem saraf pusat atau yang biasa disebut dengan central nervous system atau CNS serta autonomic nervous system atau ANS.
Orang-orang yang aktif dalam bergerak tidak hanya memiliki perhatian yang panjang, namun juga memiliki kemampuan kognitif yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan rekan-rekan kerjanya yang tidak begitu aktif.
Untuk membuat kesimpulan seperti ini, para peneliti membandingkan performa kognitif sejumlah responden dengan jara menguji perhatian berkelanjutan atau sustained attention, perhatian berorientasi dengan waktu atau time oriented attention, serta persepsi waktu pada para responden.
Para responden yang ikut berpartisipasi terdiri dari 28 pria muda yang mayoritas merupakan mahasiswa University of Granada. 14 orang diantaranya masih berusia antara 17 hingga 23 tahun, diantaranya memperlihatkan rendahnya kemampuan fisik atau physical aptitude, yang menunjukkan bahwa memiliki porsi aktivitas fisik yang lebih rendah.
Sedangnya 14 orang yang lain berusia antara 18 hingga 29 tahun yang hidupnya jauh lebih aktif dibandingkan dengan responden lain.
Untuk membuktikan tingginya tingkat kemampuan fisik pada kelompok kedua, para peneliti mengungkapkan bahwa, 11 orang diantaranya merupakan anggota dalam suatu organisasi olahraga seperti federasi bersepeda, sedangkan 3 orang yang lain, mempelajari aktivitas secara fisik di universitas.
Dari situlah, para peneliti akhirnya menemukan bahwa dengan bersepeda, partisipan pada kelompok pertama yang memiliki fisik yang bugar memiliki kemampuan untuk tetap fokus pada suatu pekerjaan, dalam waktu yang lebih lama, termasuk merespon beberapa stimulan secara lebih cepat.
Bahkan para peneliti sempat terkejut ketika mengetahui perbedaan pengaruh tes kognitif terhadap ANS para responden.
Contohnya, ketika peneliti menguji persepsi waktunya, detak jantung para responden mengalami penurunan, namun ketika perhatian berkelanjutan para responden di uji, nyaris tidak ada perubahan yang dignifikan pada denyut jantung para responden tersebut.
Faktanya, saat para peneliti berpindah dari satu ujian ke ujian yang lain, denyut jantung responden yang aktif dalam bergerak termasuk yang paling stabil.
Sebaliknya, kelompok yang tidak aktif bergerak atau berolahraga memperlihatnya denyut jantung yang cenderung naik turun dari satu ujian ke ujian lainnya.
"Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat utama dari kebugaran secara fisik pesepeda yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini, sepertinya ada hubungannya dengan sejumlah proses yang dipengaruhi oleh perhatian berkelanjutan" kata Antonio Luque Casado, sebagai ketua tim peneliti dari Department of Esperimental Psychology.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar