"Saat ini hipertensi mulai ditemukan pada para kelompok usia muda, namun hal seperti ini belum menjadi suatu hal yang perlu dikhawatirkan" jelas Dirjen Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI Bapak Tjandra Yoga Aditama pada Peringatan Hari Kesehatan Dunia, pada tanggal 4 April 2013 lalu di Jakarta.
Beliau menjelaskan bahwa konsumsi makanan cepat saji serta junk food yang memiliki kandungan garam serta gula yang tinggi lah yang menjadi faktor pemicu dari kasus hipertensi di usia muda.
Namun sayangnya, jumlah pengidap hipertensi anak-anak di Indonesia sejauh ini masih belum dapat dipastikan berapa banyaknya. Hal ini kemungkinan dikarenakan mereka jarang melakukan pemeriksaan tekanan darahnya.
Hipertensi pada anak dan remaja dapat berakibat buruk dan sangat serius sekali dalam proses belajar serta tertumbuhan mereka. Sebab, kondisi hipertensi ini bisa saja menjadi faktor resiko obesitas pada anak-anak dan remaja. Jika anak-anak maupun remaja mengalami obesitas maka nantinya mereka akan mengalami keterbatasan dalam bergerak serta beraktivitas.
Karena adanya keterbatasan bergerak inilah, anak-anak dan remaja menjadi semakin malas untuk bergerak serta belajar. Anak dan remaja yang jarang bergerak akan berpotensi untuk menumpuk lemak dan kolesterol jahat di dalam tubuhnya serta pembuluh darahnya.
Dan pada akhirnya nanti, kadar kolesterol di dalam darahnya akan semakin meningkat serta dapat menimbulkan efek pada peningkatan tekanan darah. Bila pola makan yang tidak sehat ini terus berlanjut, maka dengan ini tekanan darahnya akan semakin meningkat pula. Dan hal seperti ini bisa semakin parah jika keadaan penyakit hipertensinya tidak terdiagnosis serta tidak segera diobati.
Kondisi seperti ini pada anak maupun remaja dapat membuat mereka mengalami berbagai penyakit yang serius seperti stroke maupun gagal jantung. Sebab, organ otak dan jantung merupakan organ yang seringkali menjadi target utama dari hipertensi. Berdasarkan pada rekomendasi dari Satuan Tugas Dokter Anak Indonesia atau IDAI, hipertensi pada anak merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik dan atau diastolik nilai rata-ratanya berada pada lebih besar atau sama dengan 95, menurut usia serta jenis kelamin, yang dilakukan setidaknya minimal 3 kali pengukuran.
Klasifikasi tingkatan hipertensi, adalah :
- Hipertensi ringan. Jika tekanan darah baik sistolik atau diastolik berada pada kisaran 10 mmHg di atas persentil ke 95. Sedangkan untuk yang usia remaja 150/100 hingga 159/109 mmHg.
- Hipertensi sedang. Jika tekanan darah pada anak tersebut baik sistolik maupun diastolik lebih besar dari 20 mmHg di atas persentil 95. Sedangkan untuk yang berusia remaja jika tekanan darahnya mencapau 160/110 mmHg.
Kondisi yang semacam ini tentunya dapat menjadi sebuah ancaman yang sangat serius bagi masa depan bangsa yang sangat tergantung pada kualitas generasi mudanya.
Selain bisa menyebabkan resiko penyakit jantung dan stroke, hipertensi juga bisa menyebabkan penyakit ginjal. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 di Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa sekitar 20% penduduk yang berusia 24 hingga 32 tahun mengalami hipertensi. begitu seorang remaja atau anak telah terdiagnosis mengalami hipertensi, jalan satu-satunya adalah merubah gaya hidup dan pola makannnya, dan terkadang memerlukan bantuan terapi pengobatan untuk menormalkan tekanan darahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar