Salah satu penyakit yang bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu adalah hepatitis. Kita sebagai orangtua, sudah selayaknya tanggap akan hal ini serta sudah melakukan berbagai macam langkah untuk mengantisipasi penyakit hepatitis agar tidak menyerang pada anak-anak kita.
Umumnya, penyakit hepatitis pada anak-anak yang masih bayi terjadi pada saat berusia 2 bulan setelah dilahirkan. para ahli telah membuat kesimpulan bahwa sekitar 80% bayi yang mengalami hepatitis itu lebih disebabkan karena adanya infeksi virus saat proses melahirkan.
Umumnya, tindakan pencegahan yang bisa dilakukan saat anak-anak masih bayi ialah dengan cara memberikan immunisasi hepatitis, agar si anak tetap terjaga kondisi kesehatannya.
Penyakit hepatitis yang terjadi pada anak-anak dapat berakibat sangat buruk pada organ tubuh si anak, terlebih lagi yang masih bayi. Sebab, bayi sangatlah rentan sekali terhadap serangan berbagai macam penyakit.
Beberapa dampak serius yang terjadi karena penyakit hepatitis bisa berupa adanya gangguan pada otak yang nantinya dapat menyebabkan kemunduran mental anak, adanya kerusakan yang bersifat permanen dan sulit disembuhkan pada organ hati serta dapat memunculkan terjadinya kerusakan sel-sel hati karena banyaknya jaringan parut pada hati atau biasa disebut sirosis hati.
Berbagai data telah menunjukkan bahwa ada sekitar 80% bayi yang mengidap hepatitis akan sembuh total serta hanya sekitar 20% saja yang nanti penyakit hepatitisnya terus berlanjut menjadi hepatitis kronis serta menjadi sirosis hati. Sebagai orang tua, kita diharapkan agar dapat mendeteksi adanya hepatitis pada anak-anak kita sesegera mungkin.
Umumnya, anak-anak yang menderita hepatitis akan memiliki warna kulit seperti kekuningan karena akibat dari banyaknya bilirubin di dalam tubuhnya, air seninya berwarna gelap serta tinjanya tampak lebih pucat.
Selain itu, keadaan tubuh anak-anak cenderung lebih lemah dari biasanya, serta adanya penurunan berat badan secara signifikan sebagai akibat dari berkurangnya nafsu makan si anak.
Karena nafsu makan anak menjadi berkurang, maka otomatis nutrisi yang masuk serta energi yang keluar dalam tubuhnya menjadi tidak optimal. Bila gejala-gejala seperti diatas terjadi pada anak-anak anda, maka segeralah membawanya ke dokter terdekat agar dapat segera ditangani dengan baik.
Umumnya, metode pengobatan yang dilakukan oleh para dokter adalah memberikan obat-obatan untuk menghilangkan gejala penyakit atau yang biasa disebut dengan obat simtomatik. Karena, tidak ada obat-obatan yang khusus untuk mengobati penyakit hepatitis, selain imunisasi yang dilakukan untuk mencegah. Selain itu, perlu sekali untuk meningkatkan daya tahan tubuh si anak dengan cara memperbanyak asupan makanan yang bergizi dan seimbang serta banyak-banyak beristirahat.
Agar anak-anak kita tidak terserang hepatitis, ada baiknya untuk melakukan imunisasi pada anak. Suntikan immunoglobin pada saat bayi baru dilahirkan juga dapat membantu memberikan kekebalan tubuh pada anak agar tidak terserang hepatitis.
Imunisasi bisa dilakukan lagi pada saat anak sudah berumur 2 tahun dengan cara pemberian vaksinasi hepatitis, yang nantinya pemberiannya di ulang lagi setiap 6 bulan sekali. Mengapa harus dilakukan berulang kali?
Hal seperti ini bertujuan agak anak-anak menjadi semakin kebal terdapat serangan penyakit. Jika si anak hanya diberi vaksin 1 kali saja, maka anak tetap rentan terserang penyakit hepatitis. Pemberian vaksin untuk hepatitis harus lewat pertimbangan dokter yang mengerti betul tentang kondisi kesehatan anak-anak.
Di bawah ini adalah beberapa cara umum yang bisa kita lakukan agar anak-anak terhindar dari penyakit hepatitis:
- Berikan imunisasi hepatitis secara rutin sesuai dengan petunjuk dokter.
- Memberikan asupan makanan yang sehat dan bergizi seimbang dengan kebutuhan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar