Bila ada bahan makanan yang bisa menaikkan atau meningkatkan kadar kolesterol dalam darah di dalam tubuh kita, pastinya ada juga bahan makanan yang dapat menurunkan kolesterol dalam darah.
Seperti yang kita ketahui bersama makanan hewani akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah adalah jenis makanan nabati.
Dalam bahan makanan nabati terdapat banyak kandungan yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, meliputi:
- Antioksidan
Radikal bebas terbentuk di dalam tubuh kita sebagai bagian dari pemakaian oksigen maupun stres. Selain terbentuk secara alami dalam tubuh, radikal bebas juga terbentuk sebagai efek buruk yang berasal dari luar tubuh, seperti asap rokok, polusi udara, pestisida, pewarna atau pengawet makanan, gas formadelhyde dari cat dan lain sebagainya.
Selain menghindari paparan radikal bebas, cara untuk menangkal radikal bebas dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang akay akan antioksidan.
Antioksidan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu antioksidan primer, antioksidan sekunder dan antioksidan tersier.
Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa radikal bebas yang baru dengan cara mengurangi dampak negatif yang dimiliki oleh radikal bebas sebelum radikal bebas tersebut sempat bereaksi. Contoh antioksidan primer adalah enzim SOD yang memiliki fungsi untuk melindungi sel-sel tubuh dari kehancuran dan mencegah proses peradangan akibat radikal bebas. Enzim SOD secara alami sudah terdapat di dalam tubuh kita. Namun, untuk bekerja, enzim SOD membutuhkan bantuan dari zat gizi mineral seperti seng, mangan dan tembaga. Selenium juga ikut berperan sebagai antioksidan. Maka untuk menghambat gejala dan penyakit degeneratif, setiap hari kita harus mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat mineral tersebut.
Antioksidan sekunder memiliki fungsi untuk menangkap senyawa serta mencegah terjadainya reaksi berantai dari radikal bebas dalam tubuh. Contoh antioksidan sekunder, adalah vitamin C, vitamin E, beta karoten, asam urat, bilirubin serta albumin.
Antioksidan tersier memiliki peranan untuk memperbaiki kerusakan sel-sel dan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Contoh, enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin sulfoksidan reduktase. Salah satu fungsi dari enzim-enzim perbaikan DNA ini adalah untuk mencegah munculnya penyakit kanker. Pertahanan antioksidan secara alami dalam LDL kolesterol dengan jumlah yang cukup dapat melindungi LDL dari proses oksidasi, meski belum dapat dipastikan bahwa perlindungan ini terjamin pada setiap orang. Antioksidan alam terbanyak dalam LDL adalah vitamin E sehingga dengan penambahan suplemen vitamin E dalam makanan dapat meningkatkan kandungan vitamin E dalam LDL serta meningkatkan perlindungan terhadap proses oksidasi.
Beta karoten merupakan antioksidan yang cukup kuat dan dapat melindungi oksidasi LDL. Buah anggur merah juga terbukti dapat mencegah penyakit jantung koroner karena mengandung flavonoid. Anggur merah mempunyai senyawa fenol lebih tinggi dibandingkan anggur putih.
Fenol memiliki efek kardioprotektif yaitu flavonoid yang merupakan antioksidan yang sangat kuat yang dapat mencegah oksidasi LDL 20 kali lebih kuat dibandingkan dengan vitamin E. Karena secara kimia molekulnya tidak lengkap, radikal bebas cenderung mengambil partikel dari molekul lain yang kemudian menimbulkan senyawa yang abnormal dan memulai reaksi berantai yang dapat merusak sel-sel penting dalam tubuh.
Radikal bebas menjadi penyebab keadaan patologis seperti penyakit liver, jantung koroner, katarak, penyakit hati dan juga dicurigai ikut berperan dalam proses penuaan dini. Sebenarnya, reaksi pembentukan radikal bebas merupakan mekanisme biokimia yang normal dalam tubuh kita.
Pada umumnya, radikal bebas hanya berperan sebagai perantara yang dapat dengan cepat diubah menjadi substansi yang tidak berbahaya bagi tubuh.
Namun, saat radikal bebas sempat bertemu dengan enzim atau asam lemak tak jenuh ganda maka akan menjadi awal dari kerusakan sel, misalnya kerusakan lipid peroksida terjadi bila asam lemak tak jenuh terserang radikal bebas.
Dalam tubuh kita, reaksi antara radikal bebas dan zat gizi tersebut akan menghasilkan peroksidasi yang selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan sel yang dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya berbagai penyakit degeneratif atau penurunan fungsi tubuh.
Secara alami, manusia akan mengalami degradasi seiring dengan meningkatnya usia sebagai efek dari radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh. Dengan demikian maka pemusnahan efek penuaan tidak akan pernah tercapai 100% meski secara teori dapat diatasi dengan berbagai zat antioksidan.
Keadaan seperti ini diperparah dengan adanya rangsangan untuk membentuk radikal bebas yang berasal dari lingkungan sekitar. Maka dari itu, secara perlahan tapi pasti, kerusakan jaringan oleh radikal bebas pasti akan terjadi dan tidak dapat dihindari.
Kerusakan jaringan secara perlahan merupakan proses terjadinya penuaan seperti kehilangan elastisitas jaringan kolagen dan otot sehingga kulit tampak keriput dan munculnya lipofuchsin atau bintik-bintik pigmen kecoklatan di kulit yang merupakan timbunan sisa pembakaran dalam sel. Untuk menunda penuaan, anda perlu banyak mengkonsumsi zat gizi yang dapat meminimalisir efek radikal bebas.
Tubuh kita memerlukan suatu substansi penting, yaitu antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh kita dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif dari senyawa tersebut. Secara alami, sistem antioksidan tubuh sebagai mekanisme perlindungan terhadap serangan radikal bebas telah ada dalam tubuh kita. Berdasarkan asal terbentuknya, antioksidan dibedakan menjadi dua, yaitu intraseluler atau dari dalam sel serta ekstraseluler atau di luar sel yaitu melalui makanan.
Selain berbentuk zat gizi seperti vitamin C dan D, antioksidan dapat juga berupa zat nongizi, seperti pigmen (karoten, likopen, flavonoid, klorofil) dan enzim (glutation peroksida, koenzim, Q-10 atau ubiquinon). Karoten banyak terkandung pada wortel, ubi rambat, semangka, bayam, kangkung dan jeruk. Likopen terdapat pada tomat. Flavonoid terdapat pada wortel, jeruk, brokoli, kol, mentimun, bayam, tomat. merica serta terung.
- Zat Makanan Penurun Kolesterol
- Vitamin A
- Vitamin C
- Vitamin E
- Makanan berkalsium tinggi
- Selenium
- Betakaroten
- Lutein
- Likopen
- Pektin
- CLA (Conjugated Linoleic Acid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar